Selasa, 26 Januari 2016

Adat minum teh di Jepang

Upacara minum teh (Jepang)

Upacara minum teh (茶道 sadō, chadō, jalan teh) adalah ritual tradisional Jepang dalam menyajikan teh untuk tamu. Pada zaman dulu disebut chatō (茶の湯) atau cha no yu. Upacara minum teh yang diadakan di luar ruangan disebut nodate.
Teh disiapkan secara khusus oleh orang yang mendalami seni upacara minum teh dan dinikmati sekelompok tamu di ruangan khusus untuk minum teh yang disebut chashitsu. Tuan rumah juga bertanggung jawab dalam mempersiapkan situasi yang menyenangkan untuk tamu seperti memilih lukisan dinding (kakejiku), bunga (chabana), dan mangkukkeramik yang sesuai dengan musim dan status tamu yang diundang.


Chashitsu (ruangan upacara minum teh)

Teh bukan cuma dituang dengan air panas dan diminum, tapi sebagai seni dalam arti luas. Upacara minum teh mencerminkan kepribadian dan pengetahuan tuan rumah yang mencakup antara lain tujuan hidup, cara berpikir, agama, apresiasi peralatan upacara minum teh dan cara meletakkan benda seni di dalam ruangan upacara minum teh (chashitsu) dan berbagai pengetahuan seni secara umum yang bergantung pada aliran upacara minum teh yang dianut.
Seni upacara minum teh memerlukan pendalaman selama bertahun-tahun dengan penyempurnaan yang berlangsung seumur hidup. Tamu yang diundang secara formal untuk upacara minum teh juga harus mempelajari tata krama, kebiasaan, basa-basi, etiket meminum teh dan menikmati makanan kecil yang dihidangkan.
Pada umumnya, upacara minum teh menggunakan teh bubuk matcha yang dibuat dari teh hijau yang digiling halus. Upacara minum teh menggunakan matcha disebut matchadō, sedangkan bila menggunakan teh hijau jenis sencha disebut senchadō.
Dalam percakapan sehari-hari di Jepang, upacara minum teh cukup disebut sebagai ocha (teh). Istilah ocha no keiko bisa berarti belajar mempraktekkan tata krama penyajian teh atau belajar etiket sebagai tamu dalam upacara minum teh.
Upacara minum teh merupakan upacara tradisi budaya turun temurun yang dilakukan Jepang sejak sebelum zaman edo. Upacara minum teh ini hingga sekarang masih tetap dilestarikan. Upacara minum teh di Jepang memiliki makna kehidupan yang sangat dalam dan sebuah ajaran tata karma yang baik disamping banyaknya manfaat upacara ini dalam bidang kesehatan
Catatan dalam Nihon Kōki merupakan sejarah tertulis pertama tentang tradisi minum teh di Jepang.
Teh dibuat dengan cara merebus teh di dalam air panas dan hanya dinikmati di beberapa kuil agama Buddha. Penanaman teh lalu mulai dilakukan di mana-mana sejalan dengan makin meluasnya kebiasaan minum teh.
Acara minum teh menjadi populer di kalangan daimyo yang mengadakan upacara minum teh secara mewah menggunakan perangkat minum teh dari Tiongkok. Acara minum teh seperti ini dikenal sebagai Karamono suki dan ditentang oleh nenek moyang ahli minum teh Jepang yang bernama Murata Jukō. Menurut Jukō, minuman keras dan perjudian harus dilarang dari acara minum teh. Acara minum teh juga harus merupakan sarana pertukaran pengalaman spiritual antara pihak tuan rumah dan pihak yang dijamu. Acara minum teh yang diperkenalkan Jukō merupakan asal-usul upacara minum teh aliran Wabicha.
Upacara minum teh merupakan upacara penyambutan tuan rumah kepada tamu dengan cara menyajikan teh. Upacara minum teh yang diadakan di luar ruangan disebut nodate. Jika di dalam ruangan disebut chato. Biasanya para tuan rumah menyediakan bunga, lukisan, dan keramik yang indah untuk menyambut para tamu dalam upacara minum teh ini.
“Upacara ini mencerminkan kepribadian dan pengetahuan tuan rumah yang mencakup tujuan hidup, cara berpikir, agama, apresiasi peralatan upacara minum teh dan cara meletakkan benda seni dalam ruangan upacara minum teh”
Lukisan dinding yang biasanya dipasang pada ruangan tempat upacara minum teh disebut kakejiku. Bunga  yang biasanya dipasang pada ruangan tempat upacara minum teh disebut chabana. Biasanya dalam upacara minum teh menggunakan teh matcha yakni teh yang digiling halus. Upacara minum teh menggunakan matcha disebut matchado. Namun kadang kala juga bias menggunakan teh hijau jenis sencha. Upacara minum teh dengan teh ini  disebut senchado. Dalam upacara ini juga disajikan kue manis yakni Okashi.
Upacara minum teh di Jepang yang sudah menjadi tradisi budaya Jepang turun menurun memiliki banyak manfaat antara lain
Teh yang disajikan baik untuk kesehatan
Teh yang disajikan dalam upacara minum teh memiliki banyak manfaat antara lain :
1.    Memperkuat gigi
2.    Memperkuat daya tahan tubuh
3.    Mencegah hipertensi
4.    Menyegarkan tubuh
5.    Sebagai penetralisir
6.    Menangkal kolestrol
7.    Mencegah kanker
8.    Mengoptimalkan metabolisme gula
Pada saat Tea Master membuat teh, setiap gerakan yang dilakukan sangat hati hati dan penuh kesabaran dan tidak boleh tergesa gesa hal ini bermakna seseorang harus melakukan sesuatu secara hati hati dan sabar. Untuk membuat teh dibutuhkan perlengkapan satu tungku hitam besar, satu mangkuk disebut Chawan dan satu wadah berisi bubuk matcha (salah satu jenis teh) yang disebut Natsume, juga ada beberapa peralatan yang sederhana lainnya, salah satunya adalah “kocokan” teh yang terbuat dari bambu yang mekar disebut Chasen, lalu sendok kayu yang panjang pipih untuk mengambil bubuk teh disebut Chasaku dan sendok air yang juga terbuat dari bambu. Meminum teh pun tidak bisa sembarangan. Mangkuk teh yang disajikan diletakkan dengan sangat hati-hati karena yang menyajikan harus memastikan bahwa motif terbaik dari mangkuk teh tersebut harus menghadap ke arah tamu. Karena itu adalah sisi yang paling baik, maka tidak sopan pula bagi tamu untuk meminum langsung dari sisi tersebut. Jadi peminum teh juga harus memutar mangkuk teh agar posisi motif menghadap tuan rumah sebagai tanda terima kasih dan menghormati.



Alat pembuatan teh.

Inilah beberapa tata cara meminum teh di Jepang:
1.    Tamu masuk dan tuan rumah mempersilakan tamu.
2.    Tamu dan penerima tamu saling mengucap salam.
3.    Pemberian kue manis bernama Okashi.
4.    Saling member salam sesaat setelah pemberian koe Okashi sebagai bentuk rasa hormat.
5.    Kue Okashi dimakan menggunakan tusukan bamboo harus dihabiskan untuk menghormati tuan rumah (maka dari itu kue ini biasanya sedikit dan kecil).
6. Seorang ahli Chanoyu menyiapkan teh dan memberikan cangkir kepada tamu (biasanya lelaki diberi cangkir yang simple dan wanita diberi cangkir bunga.
7.    Posisi duduk dengan dada tegap dan kaki dilipat ke belakang (bagi muslim seperti duduk diantara dua sujud).
8.   Sebelum menempelkan cangkir ke bibir, cangkir diletakkan di telapak tangan kiri dan tangan kanan harus memutar cangkir 180 derajat dalam tiga putaran. Jika kita lupa melakukan hal ini maka kita dianggap tidak sopan dan tuan rumah akan tersinggung. Karena gambar bunga-bunganya harus terlihat di depan sehingga tuan rumah mengetahui bahwa kita sangat menikmati teh tersebut.
9.  Ketika teh habis, untuk menghormati tuan rumah kita harus membuat suara seperti menyeruput dengan tujuan bahwa teh itu benar-benar  dinikmati.
10. Lap bagian ujung cangkir dengan tangan kanan.
11. Putar cangkir berlawanan dengan arah jarum jam dan kembalikan ke tuan rumah.

Prosesi pemberian kue manis atau okashi yang mana harus dihabiskan oleh tamu merupakan bentuk penghargaan dari tuan rumah untuk menyambut tamu dan tamu yang mendapat kue okashi harus menghabiskannya sebagai rasa syukur akan pemberian tamu juga sebagai bentuk penghormatan. Pada saat Tea Master membuat teh, setiap gerakan yang dilakukan sangat hati hati dan penuh kesabaran dan tidak boleh tergesa gesa hal ini bermakna seseorang harus melakukan sesuatu secara hati hati dan sabar. Meminum teh pun tidak bisa sembarangan. Mangkuk teh yang disajikan diletakkan dengan sangat hati-hati karena yang menyajikan harus memastikan bahwa motif terbaik dari mangkuk teh tersebut harus menghadap ke arah tamu. Karena itu adalah sisi yang paling baik, maka tidak sopan pula bagi tamu untuk meminum langsung dari sisi tersebut. Jadi peminum teh juga harus memutar mangkuk teh agar posisi motif menghadap tuan rumah sebagai tanda terima kasih dan menghormati.

Upacara minum teh ini biasa diadakan pada sebuah ruang tertentu yang disebut Chasitsu (ruang teh). Terdapat 2 jenis Chasitsu, yaitu sebuah bangunan tersendiri yang terdiri dari beberapa ruang [di Inggris juga memiliki tradisi minum teh, dikenal sebagai tea houses/rumah teh], atau ruangan yang berada dalam suatu bangunan namun dikhususkan untuk upacara minum teh [dikenal di Inggris sebagai tea rooms/ruang teh]. Rumah teh biasanya berupa bangunan sederhana yang kecil, terbuat dari kayu. Letaknya di area yang terpisah pada bagian yang tenang. Namun pada masa kini biasanya terdapat di kebun atau taman. Sedangkan ruangan teh biasanya berupa ruangan kecil di dalam rumah, kuil, biara, sekolah atau bangunan lain. Di rumah Jepang, ruangan dengan lantai tatami bisa digunakan sebagai ruangan teh, sekaligus untuk fungsi yang lain juga.

Jenis jenis teh yang disajikan dalam upacara minum teh di Jepang
1.    Green Tea, atau sering disebut dengan teh hijau. Teh hijau memiliki banyak manfaat oleh sebab itu teh hijau sering digunakan dalam upacara minum teh.
2.    Gyokuro, teh ini tumbuh dengan tidak menerima sinar matahari secara langsung hal ini menjadikan aroma dari teh ini sangat harum.
3.    Matcha, merupakan teh hijau bubuk yang sangat tinggi kualitasnya. Hla ini menjadikan teh ini sering digunakan dalam upacara minum teh di Jepang.
4.    Sencha, teh ini sangat sering ditemui. Dalam upacara minum teh di Jepang sering menggunakan teh ini bias jadi karena mudahnya bahan baku. Teh ini ditanam dengan mendapatkan sinar matahari secara langsung.
5.    Genmaicha, campuran teh maicha dan beras merah yang telah dipanggang.
6.    Kabusecha, merupakan teh yang dilindungi dari sinar matahari daunnya sebelum di panen.
7.    Bancha, merupakan sencha yang dipanen pada musim kedua.
8.    Houjicha, merupakan teh hijau yang dipanggang.
9.    Kukicha, berasal dari tiap pucuk tanaman teh, dengan memetik bagian bunga dan tiga helai daunnya.
10. Tamaryokucha, merupakan teh yang memiliki aroma yang sangat tajam
Jenis jenis upacara minum teh di Jepang antara lain :
1.    Chabako Demae
Upacara minum teh ini menempatkan peralatan minum teh di sebuah kotak khusus.
2.    Ryu-Rei
Teh yang disajikan dalam upacara ini diletakkan dalam meja khusus. Pada awal dan akhir upacara akan dilakukan penghormatan dengan membungkukkan badan. Biasanya tuan rumah memerlukan asisten.
3.    Hakobi Demae
Dilakukan dengan posisi seiza dan peralatan teh dibawa keluar masuk ruangan upacara minum teh.
4.    Urasenka
Upacara jenis ini merupakan jenis upacara yang sangat popular. Biasanya tamu duduk bersimpuh di atas tatami kemudian diberikannya kue oleh tuan rumah untuk dimakan oleh tamu. Upacara minum teh tidak akan dimulai sebelum tamu menghabiskan kue yang dihidangkan tersebut.
5.    Obon Temae
Dalam upacara jenis ini tuan rumah akan membawa peralatan untuk menyajikan teh. Kemudian seluruh peralatan ditutup dengan fukusa. Teh encer akan dihidangkan dengan posisi seiza.


Dalam prosesi upacara minum teh banyak makna kehidupan yang terkandung di dalamnya seperti prosesi saling memberi hormat antara tamu dan penerima tamu yang bermakna saling menghormati dan setiap orang harus menghormati tamu. Prosesi pemberian kue manis atau okashi yang mana harus dihabiskan oleh tamu merupakan bentuk penghargaan dari tuan rumah untuk menyambut tamu dan tamu yang mendapat kue okashi harus menghabiskannya sebagai rasa syukur akan pemberian tamu juga sebagai bentuk penghormatan.






Menghitung Bunga Deposito

Deposito Sebelum masuk ke dalam pembahasan inti, apa itu deposito? Menurut UU Perbankan No. 10 Tahun 1998 Deposito adalah Simpanan yang pe...